Rabu, 03 September 2014

Menulis lagi ... dari abu dhabi

Lama gak nulis....akhirnya bisa lagi nongol di rimba blog :-)

Melanjutkan cerita petualangan hijrah dari malaysia....
Ternyata Allah benar2 maha kuasa mengabulkan hasrat dan impian hamba-Nya yang dhaif ini.
Berharap hijrah ke negri gajah putih..mendapatkan "grip" yang selama ini diimpikan, ternyata ada (boleh dibilang) perfect moment. Awal2 di Bangkok proyek masih slow/sepi..daftar S2 di AIT bidang offshore technology. Bergembira diterima dengan teman sekantor juga (Madada), tiap weekend menikmati kuliah disana sambil bekerja di Technip Bangkok.

Sementara itu di urusan kantor...walau awalnya dihadang kerikil2 yang nyaris memupuskan asa...ternyata gue bisa dapat exposure melakoni petualangan di bidang design offshore structure cukup lengkap di Bangkok.

Diawali mengerjakan early-FEED proyek CPP topside floatover dengan berat setara 21000 MT dengan jacket di kedalaman sekitar 78 meter yang cukup sensitif terhadap pengaruh dinamik...lalu setelah itu join dengan 2 proyek FEED wellhead platform untuk field di Thailand dan Myanmar.

Yang menarik dengan proyek untuk field Myanmar ini adalah jacketnya deepwater di kedalaman dalam rentang 120-150an meter dan dizona gempa yg sangat aktif.
Dengan kondisi seperti itu...sebuah analisa dinamik yang langka dikerjakan konsultan....yaitu nonlinear time history seismic analysis, dapat kesempatan mengetahui konsep dan methodologynya menggunakan software USFOS. Thanks Allah...kesempatan langka !!!

Eh...gak taunya...setelah itu muncul kesempatan diluar dugaan, mendapatkan tugas ke Abu Dhabi...join proyek CPP floatover (25000 MT dry weight) tapi dalam stage Detailed Engineering, EPCI. Hm...alhamdulillah banget gitu. Dalam 2 tahun Allah kasih kesempatan luas bagi gue...melakoni berbagai varian2 design offshore structure, bahkan dari stage early-FEED sampai EPCI dengan field2 yang berbeda lokasinya. Subhanallah dan Allahu Akbar!

(* Makin banyak deh koleksi analisa dan design proyek2 offshore nya nih hehehe)

Karena tugas yang cukup lama ini (>  1 thn), maka sekolah S2 gue nampaknya bakal bubar alias gak bisa selesai. Yaah...mo gimana lagi, moga2 dapat hikmah dari kejadian ini. At least gue bisa dapat refresh/update ilmu dari dosen2 di AIT dalam 4 mata kuliah...dan alhamdulillah juga dapat modul2 kuliah2 lain yang (mungkin) bakal gak gue ikutin (seperti: Economic of Oil and Gas I and II, Subsea Design, Dynamics of Offshore Structure, FEM, dan Structural Safety and Reliability).

Lanjutkan ...... di tengah negeri gurun pasir ini...ternyata hobi fotografi gue di Kuala Lumpur dulu....tersalurkan kembali di Abu Dhabi. Wah..."mainan" ini benar2 menghibur di sini...walau sebenarnya motret di negri ini "banyak larangan".

So...buat yg minat dengan beberapa hasil amatir jepretan2 gue...silakan kunjungi :
www.abrahamimamphotos.blogspot.ae

Jumpa lagi bro

Bram


Sabtu, 20 Juli 2013

Apakah structural engineer sekarang "terlalu bergantung" pada komputer dalam mendisain ?

Hi All,

Hm..sebuah topik yg cukup relevan pada masa sekarang. Terutama jaman teknologi komputer dan informasi sedang hebat2nya seperti sekarang. Kebanyakan manusia sudah mulai terasa bergantung kepada kehebatan teknologi ini. Termasuk mungkin kebanyakan engineers era milleneum. Loh..emang kenapa bro? What is wrong ?

Nothing wrong bro. Ini sekedar sharing atau lebih tepatnya intropeksi buat gue bahwa kita perlu merenungi lagi profesi kita sebagai engineer, kaitannya dengan alat bantu kita yg sungguh hebat dalam rungan kerja kita sehari-hari yaitu komputer dan software2 disain (dalam bidang struktur) seperti SAP2000, STAADPro, ANSYS, ABAQUS, SACS dll.

Sebenarnya bukan teknologi komputernya yang perlu diwaspadai/ditakutkan. Tetapi justru pada orang yang mengoperasikan/menggunakannya. Ada istilah paling terkenal mengenai hal ini : "garbage in...garbage out", kurang lebih artinya : sampah yang masuk...maka sampah juga yang keluar.

Yang diperlukan disini adalah pemahaman konsep2 dasar yang dulu kita pelajari waktu di kuliah seperti mekanika teknik dan bahan (baja/beton/kayu). Dengan pegangan pada pemahaman yg benar akan konsep2 dasar itu, maka insyaAllah kita tidak tersesat atau terlena di lembah simulasi software2 canggih itu.

Kalo ada engineer2 senior/sepuh yg complain: "ah..payah, engineer2 sekarang kurang banget "feeling" buat perilaku struktur. Lah...bikin disain di SACS cepat banget selesainya. Bikin report sampai bagus banget lampirin snapshot resultnya. Tapi dia kok gak sadar kalo resultnya itu jelas2 salah". Lalu sang senior engineer melanjutkan: Dulu jaman saya kalo mendisain pake tulisan tangan, pake metoda distribusi momen, jadi bisa punya feeling sama struktur yang didisain.

Hehehe...kira2 seperti itulah kisahnya.

Hm...kalo engineer muda tadi punya strong understanding tentang basic2 structural behaviour seperti yang gue bilang tadi, sebenarnya menurut gue justru engineer muda lebih hebat! Loh..kok bisa ??
Karena justru dengan adanya komputer yg super cepat seperti sekarang dengan software2 disain yang hebat seperti SACS atau ANSYS....sepatutnya the young generation engineer bakal punya "feeling much better for structural behaviour" daripada sang senior tadi yang komplain. Karena dengan kecepatan komputer sekarang, lebih banyak simulasi rekayasa yang bisa dilakukan untuk melihat berbagai macam perilaku2 struktur. Coba kalo pake hitungan tangan, ngitung jacket di water depth 70 meter yang punya banyak X-braces dan perlu dicek pada berbagai kondisi seperti minimum water depth + minimum payload, minimum water depth + maximum payload, etc. Wah...bisa berabe si senior menyelesaikannya kalo pake hand calculation bukan ?

Secara singkat, dalam suatu "analisis struktur" sebenarnya ada tiga tahapan penting. Yaitu tahap "MODELLING", lalu tahap "Number Crunching" dan terakhir adalah tahap "INTERPRETATION".
Nah...mungkin sindiran senior/sesepuh engineer diatas tadi sebenarnya ditujukan pada engineer2 muda yg cuman jago di "Number Crunching" (manipulasi numerik/angka), yang mungkin juga dialami si engineer muda waktu di kampusnya dulu. Bisa jadi pendidikan kita sekarang banyak difokuskan pada aspek "Number Crunching" namun sedikit/kurang pada aspek "Modeling" dan "Interpretation" yang sebenarnya sangat penting dalam dunia kerja. Sebab detail2 perhitungan secara relatif tidak begitu dituntut, namun asumsi2 yg digunakan dalam analisis model dan apa maksud hasil analisisnya in term of behaviour and performance...nah ini yang paling penting !






Selanjutnya, gue kutip dari sini : http://www.structuremag.org/article.aspx?articleID=798
mengenai ketiga aspek penting dalam pekerjaan seorang structural engineer.

What is "Modeling"?
It may seem obvious, but it is worth keeping in mind that we analyze a model of a structure, not the structure itself, and that the behavior of the model may or may not be close to the behavior of the actual structure. The challenge is to create a model that is accurate enough for practical purposes.
To create a meaningful model an engineer must (1) understand the behavior of the components that make up the structure, and (2) know how to capture the important aspects of this behavior in an analysis model. This is not a simple task. It requires an understanding of such things as axial and shear forces, bending and torsional moments, beam and column behavior, load transfer through connections, connection deformations, composite action, cracking, yield, bolt and bond slip, buckling, and many other aspects, including the difference between actual and design loads. It then requires decisions on how (or whether) to model different aspects of behavior, given the capabilities of the available analysis methods (or computer programs). Modeling is especially difficult for nonlinear analysis, because of the many types and causes of nonlinear behavior. It is also more difficult for dynamic loads.
An important skill for an analyst is the ability to create useful models of real structures (not just simple two-dimensional frames of the type that are often considered in analysis courses). A useful model must capture the behavior of the structure with sufficient accuracy for design purposes, it must produce results that are accurate enough for making design decisions, and it must not be so large or complex that it takes too long to analyze. A model does not have to be, and never can be, "exact".
What is "Interpretation"?
There are two parts to interpretation, namely (1) checking the analysis results to make sure that they are reasonable, and (2) organizing the results in a form that supports decision making for design.
Checking analysis results requires a number of skills. There are several tools that can be used, including free bodies and equilibrium equations, and methods for checking displacement compatibility. Common sense and a feel for structural behavior are indispensable. Experience is always valuable.
Organizing the results requires an understanding of how analysis results are used for assessing performance and making design decisions. Almost always, design decisions are made using strength and/or deformation demands, corresponding capacities, and hence Demand/Capacity ratios. In the analysis of a frame structure, the deflected shape and the bending moment diagram are useful for checking the analysis results. They are not particularly useful for assessing performance or making design decisions.
What is "Number Crunching"?

The number crunching phase is everything that is not included in the modeling and interpretation phases. It includes the numerical computations and the underlying theory.



What is structural engineering ?

Hi All,

Ngomong2, apaan sih definisi "structural engineerinng" itu ? 

Dulu waktu kuliah mo masuk semester 7 di itb, mahasiswa disuruh milih salah satu dari 5 subjurusan yang ada di teknik sipil itb; 1) teknik sumber daya air, 2) manajemen konstruksi, 3) transportasi, 4) geoteknik, dan 5) struktur.
Waktu itu milih struktur...yang kebayang ya bakal banyak belajar mekanika teknik dan baja/beton. Ujung2nya bakal disain gedung dll hehehe.

Menurut STRUCTURE® magazine (http://www.structuremag.org/article.aspx?articleid=829), seperti ini kira2 :


"Structural Engineering is the Art of moulding materials we do not wholly understand into shapes we cannot precisely analyse, so as to withstand forces we cannot really assess, in such a way that the community at large has no reason to suspect the extent of our ignorance."

Nah tuh, keren gak definisinya ? hehehe
Intinya ada dua aspek yang hari2 kita deal with, yaitu aspek material (seperti baja dan beton) dan prediksi pembebanan yg mungkin terjadi. Kedua makhluk ini sama2 bukan barang deterministic lho... Bahkan "relasi matematis" antara kekuatan material dan gaya2 pembenanan juga bukan deterministic. Itu merupakan "pendekatan empiris" yang semampu manusia masih bisa modelkan dalam formula2.
Tapi tetap aja tuntutan publik tidak mengenal toleransi atas segala karya/keputusan seorang structural engineer dalam pekerjaannya di ranah publik. Hm....very challenging profession !!!



Salah satu maha karya fixed offshore steel structure adalah platform Bullwinkle. Lihat nih ukurannya.



Sampai saat ini, Bullwinkle masih memegang rekor the deepest jacket structure ever installed in the world.





Sabtu, 29 Juni 2013

Offshore Structural Engineering in Oil and Gas Industry (1)

Hi all,

Apaan sih offshore structure itu ?
Coba bayangin sebuah kota pinggir pantai, lalu kita tampilkan secara "elevation view".
Profilnya bakal seperti ini.
Jadi udah tau kan, kalo offshore structure itu adalah struktur yg terletak di laut terbuka yang tidak memiliki akses ke darat dan tetap berada diposisinya dalam segala kondisi cuaca/lingkungannya (i.e angin/topan, ombak/badai, gempa dll). Jenis strukturnya bisa fixed atau floating (kita bahas nanti ya).

Lalu apa fungsinya offshore structure ini ?
Sesuai judul tulisan ini, karena struktur ini didedikasikan untuk menopang industri migas maka fungsi utamanya antara lain ya sebagai PLATFORM buat "eksplorasi" atau bisa juga "produksi" atau "akomodasi" atau bisa juga buat "storage and offloading" minyak atau gas.

Bidang apa aja sih yang terlibat dalam perancangan atau rekayasa offshore structure ?
Tentunya ya bidang structural engineering, material science, ocean engineering, soil and foundation engineering, naval architecture, marine operation engineering, corrosion engineering, steel and concrete design and construction, seismology and earthquake engineering dll.

Kembali ke jenis strukturnya, kayak apa aja sih ? Mari kita lihat gambar dibawah ini.

Gimana, sudah dapat bayangan kan jenis2nya seperti apa aja ? Keren ya ...
Untuk selanjutnya nanti, gue cuman sharing untuk fixed platform aja ya. Cuman disitu ilmu dan pengalaman gue selama ini hehehe. Lainnya serahkan kepada yang lebih ahlinya.

Hm...sebelum kita sampai pada sebuah keputusan "membangun sebuah offshore structure", sebenarnya ada hal penting yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Ahaa...itu dia "Field Development Plan (FDP)" atau kalo di Indonesia lebih dikenal dengan "Plan of Development (POD)". Kalo ini lebih seru dan keren lagi, menyangkut multi disiplin di industri migas. Ok..sederhananya kita lihat skema dibawah ini ya.

Atau mungkin secara design spiral bisa dijelaskan seperti dibawah ini :
Jadi, FDP atau POD adalah process perencanaan yang dimulai dari faktor "external constraint", "reservoir aspect", lalu "environmental criteria", dilanjutkan melihat sisi rencana pengeborannya ("drilling and well plans"), baru kemudian ditinjau "Facilities"-nya, lalu dilanjutkan tahap pemilihan jenis "Platform"-nya. Juga ditinjau sisi "Offtake" atau gimana transportasi/storage migasnya. Dan yg paling penting adalah sisi "Economics"-nya, apakah field tersebut "viable" atau tidak untuk dikembangkan menjadi blok migas yg ekonomis.

Tentunya process design tersebut tidak berlaku untuk satu siklus perencanaan saja. Disainnya akan terus direkayasa sehingga diperoleh FDP atau POD yang memenuhi kualifikasi teknis dan komersial yang paling optimum.

Ok, sekarang kembali ke offshore structure. Seperti gue bilang kalo konsentrasi penulisan paper lepas ini adalah "fixed offshore platform (jacket type)", maka berikut ini akan dijelaskan mengenai tipe itu saja. Gimana sih feature dan fungsi utama "Jacket Type Platform" ?
Sejauh ini, penjelasan mengenai tipe jacket tentu sudah mulai familiar. Nah..selaku structural engineer, tentu akan bertanya donk. Jacket type structure ini mau didesign terhadap beban apa aja sih agar tetap survive di lautan lepas ? Mari kita liat gambar dibawah ini :

Gitu dulu deh tulisan kali ini. Berikutnya dibagian 2 nanti, insyaAllah akan dijelasin lebih detail mengenai aspek2 disain jacket type structure ini.

Tetap semangat buat belajar dan mengajar ya !

Referensi :
(1) Materi Kuliah CE81.71 : Introduction of Offshore Structural Engineering, by Dr. Joko Widjaja/Dr. Greg Chiu, Offshore Technology and Management, AIT.
(2) CIVL 3170 : Introduction to Fixed Offshore Platforms, by Dr. Mehrdad Kimiaei, The University of Western Australia

Salam,

Bram

Sabtu, 22 Juni 2013

Merantau ke Negeri Orang (2)

Hi all,

Kalo bagian pertama banyak mengisahkan tentang merantau pada masa sekolah, kali ini di bagian dua gue pengen sharing pengalaman merantau sewaktu bekerja sebagai engineer.

Oh ya..sebelum kejauhan, ngomong2 apa sih yang jadi motivasi utama sehingga enjoy banget merantau ke negeri orang ? Inilah point-point inspiratif dari Imam Syafi'i rahmatullah 'alaihi :

1. tidaklah berdiam di tempatnya orang2 berakal dan beradab, dari rehatnya dia berpisah dan dari negerinya dia mengasingkan diri. 
2. berpergianlah, akan kau temukan pengganti yang telah engkau tinggalkan, berusahalah, sungguh kenikmatan hidup ada pada kerasnya usaha.
3. sungguh aku melihat diamnya air merusakkannya, bila bergerak ia jernih, bila tak mengalir maka ia tak menyehatkan.
4. dan singa yang tak tinggalkan sarangnya takkan memangsa, dan panah yang tak terlepas dari busurnya takkan mengena. 
5. dan matahari yang bertetap pada peredarannya, tentu akan menjemukan manusia, baik dari ajam maupun arab. 
6. dan biji emas tak ada bedanya dengan biji tanah saat tercampur di tempatnya, kayu gaharu terserak di tanah pun serupa dengan kayu bakar. 
7. bila kau pisahkan biji emas dari tanah, maka mulia dia dan dicari, bila kau pisahkan kayu gaharu dari kayu bakar, ia akan seharga emas. 

Gimana, keren gak kata-katanya ?

Pertama kali gue kerja sebenarnya di Jakarta, maret tahun 2001. Alhamdulillah banget, tepat setelah wisuda 10 Feb 2001, dengan berlibur sebentar (2 mingguan) gue diterima di sebuah kontraktor, namanya PT Decorient Indonesia pada tgl 1 Maret 2001, kantornya ada di jalan gatot subroto, satu gedung dengan LIPPO Grup. Perusahaan ini sebenarnya induknya ada di Belanda (Beton Group), core bussinessnya adalah konstruksi bangunan dermaga/jetty, pabrik dan gedung bertingkat. Tau gak, berapa gaji pertama  gue ? Alhamdulillah tertulis di kontrak Rp 1,100,000.0. Menurut pembaca, thn 2001 itu sudah representatif belum ya gaji segitu buat profesi engineer (entry level) ? hehehe

Wah..dari sejarah merantau gue, cukup berat juga tinggal di jakarta. Sangat berbeda jauh dengan Yogya dan Bandung (pada masa gue sekolah lho, karena mungkin yogya dan bandung yang sekarang juga sudah sangat lain hehehe). Kota jakarta adalah ibu kota indonesia, kota metropolitan yang sangat padat penduduknya. Kalo gak salah sampai hari ini sekitar 9.5 juta jiwa. Karena kelambanan pemerintah menyediakan sarana infrastruktur (kelak kalo gue sempat, akan ada tulisan khusus mengenai ini...yang berhubungan dengan BBM), jakarta terperangkap dalam "kemacetan". Thn 2001 itu sudah terasa banget macetnya, apalagi sekarang ya ? hehehe.
Hm..sayangnya ibu kotaku, engkau tampak seperti nenek tua yang keriput dan tidak menarik. 

Sewaktu gue kerja di jakarta, gue sempat tinggal di rumah tante gue (Tante Ida) di perumahan taman asri, ciledug, tangerang. Cukup tahan sekitar sebulanan...soalnya dari ciledug ke kantor itu, terkena macet yg cukup parah juga. (Tapi alhamdulillah, sekarang di ciledug sudah hampir selesai di bangun jalan TOL yang terkoneksi ke JORR dan juga gue baca ada rencana mau di bangun angkutan busway di sepanjang jalan ciledug hehehe). Abis itu gue pindah dan cari kos di dekat perbanas. Lumayan murah, sekitar Rp 200,000.0 per bulan hehe. Cuman maaf-maaf ya, godaan di kos situ, masyaAllah deh,...iman gue ciat ciut disitu hihihi. Yah...apa mau di kata, dgn gaji segitu masak gue mo cari apartemen ? hahaha....itu mah lebih besar pasak daripada tiang, pasaknya seukuran bendungan lagi hahaha.

Takdir Allah lagi, tiba2 Engineering Manager gue menugaskan gue dikirim ke site, tepatnya di Pasuruan, Jawa Timur. Oh iya..selama 3 bulan di jakarta, scope kerjaan gue lebih banyak ke "tendering". Bikin estimasi quantity material dan labor. Juga belajar pertama kalinya membaca gambar konstruksi secara real. Di office jakarta ini, gue belajar juga mengenai project management konstruksi. Sebuah bidang yg agak meleset dari ekspektasi gue pertama kali sehabis kuliah, yaitu pengen kerja di bagian engineering (hitung menghitung struktur) hehehe.

Di pasuruan, gue diassign sebagai junior project engineer. Clientnya adalah PT Nestle Indonesia, yang lagi bikin upgrade pabrik susu Dancownya. Wah...surpise juga, dari terbiasa sama kota jakarta yg super sibuk dan macet, gue menjalani hari-hari di kota sekecil pasuruan. Gue nge-kos di dekat lokasi proyek. Hehehe...tau gak, brp biaya nge-kosnya? Cuman Rp 50,000.0 per bulan. Wow...murah amat ya! Kebiasaan gue kalo sarapan adalah beli nasi pecel yang harganya cuman Rp 1,500.0 doank. Sempat sok juga secara finansial, mbandingin cost hidup di jakarta ama di pasuruan, hahahah. Oh iya, tau gak...sewaktu di-assign ke site, gaji gue naik jadi sekitar Rp 2,100,000.0 per bulan. Hehehe...ini kompensasi karena mau bersusah payah ke lapangan (bener kan kata Imam Syafii tadi; dapat pengganti yang lebih).

Kalo masa weekend, gue biasanya silaturahmi ke rumah tante gue yang di surabaya, tante Yati yang tinggal di bendul merisi dan tante Ning yang tinggak di gresik. Mereka semua adalah adik2 ibu gue. So..gue gak gitu kesepian banget selama di proyek, sebab masih punya saudara yg bisa dikunjungi.

Gak lama kali gue di pasuruan, tiba2 dapat kabar kalo adik perempuan gue (Maryama Solehati) akan menikah dengan pria aceh asal Sigli di Meulaboh. Tentu saja gue diharapkan pulang kesana. Padahal schedule project waktu itu lagi sibuk2nya juga. Tapi alhamdulillah gue kesampaian juga pulang ke meulaboh, nengok adik menikah.

Nah...gue terusik juga, loh...kok hidup ini terasa cepat ya? adik gue udah menikah ? nah gue gimana donk ? Hm...pikiran gue lumayan kusut waktu itu. Karena jujur aja waktu di pasuruan, hari2 gue jalanin penuh kesepian, teman gak sebanyak waktu di jakarta. Pokoke sepi sendiri deh, walau kalo weekend (kalo gak ngelembur) ada salurannya hehehe.

Masih ingat kan pembaca, tulisan gue di bagian pertama dengan judul yg sama, bahwa ada seorang adik kelas yang cakep yg sempat gue recognize waktu di sekolah dasar dulu ? ahaaa...., gue terpikat sama dia. Apalagi dia waktu itu juga bagian dari yg menyemarakkan pernikahan adik gue. Wabil khusus, dia juga bekerja di apotik bapak/ibu gue (sayang sehabis tsunami apotik ini tutup karena bagian dari korban tsunami). Hm...pe de ka te-nya jadi rada gampang buat gue hehehe, tapi perjuangan banget deh mendapatkan sampai akhirnya jadi isteri, hahaha. Ya..dia bernama Aulia, putri aceh yg waktu itu masih berumur 22 thn. Pas dengan gue yg waktu itu sudah 25 thn (umur dimana Nabi SAW juga menikahi Khadijah). Jadilah kami menikah pada tanggal 24 Desember 2001.

Beberapa saat sebelum menikah, gue sempat mengajukan lamaran ke PT McDermott Indonesia (Batam). Alhamdulillah, takdir Allah gue diterima disana tgl 29 September 2001. Hehehe..tau gak pembaca, ada episode unik waktu itu. Menurut kontrak kerja, di McDermott Batam, kalo lulus probation period (3 bulan) dengan status single (bujang), akan dapat uang USD 1,500.0 dan kalo status menikah akan dapat USD 3,000.0. Nah...lucunya, gue itu menikah just about kurang sehari aja bedanya dengan tanggal gue seharusnya lulus probation. Jadi, ya rejeki gue cuman dpt USD 1,500.0 aja hehehe. Alhamdulillah duit ini bakal jadi modal awal gue menjalani kehidupan berumah tangga (setara hampir Rp 15juta kurs waktu itu, hehehe).

Merantau lagi kan ke batam ? Kotanya beda lagi dengan pasuruan. Batam kota diliputi laut, jadi terasa lebih panas. Sebenarnya, sebelum alm. Seoharto lengser, batam diproyeksikan jadi kota yang bisa menyaingi singapura. Begitulah kira2 cita2 Habibie waktu itu melalui didirikannya Otorita Batam (OB). Dulu katanya elektronik sangat murah di batam. Tapi sejak era reformasi, sudah gak ada lagi elektronik murah. Salah satu yang unik dari kota batam waktu itu adalah "jembatan barelang" yang cukup tersohor, menghubungkan batam dan rempang serta galang. Jembatan itu salah satu obyek proyek dari dosen sipil gue waktu gue masih kuliah dulu hehehe, dari semua jembatan itu, cable stayed bridge adalah yg paling terkenal dan gue suka hehehe.

Di batam, sewaktu masa probation, gue tinggal di mess company, namanya "Batam House" selama 3 bulan. Lalu sejak gue memboyong isteri ke batam, gue kos di rumah salah satu karyawan McDermott Batam (Pak Anas). Hehehe..jadi malu nih, hidup pertama kali dengan isteri, tinggalnya di kos2an satu kamar. Untungnya kamar mandi di dalam, jadi gak risih hehehe. Mana kasur pun terbeli yang single size, bukan queen atau king. Dan juga gak ada framenya, alias kasur digelar di lantai, hehehe. Suka duka pasangan muda. Maklum, gajinya kan pas2an aja.



Salam,

Bram




Merantau ke Negeri Orang (1)

Tema yang menarik, hehehe...

Sejak masa kecil (umur 4 tahun), gue udah terbiasa merantau/pindah tempat. Aslinya gue dilahirkan di Banjarnegara, Jawa Tengah. Bapak adalah orang asli Ngayojokarto Hadiningrat dan ibu gue berasal dari Banjarnegara.

Dimulai saat bapak ditugaskan ke Banda Aceh selaku PNS di dinas kesehatan pada tahun 1981. Gak lama disana, kemudian bapak ditugaskan ke Meulaboh, Aceh Barat hingga beliau pensiun sampai sekarang.
Jadi masa2 kecil gue lebih banyak dihabiskan di negeri Nangro Aceh Darussalam, negeri keselamatan/sejahtera :-)

Gue sempat sekolah TK di Banda Aceh. Yang paling gue ingat sewaktu sekolah disini adalah gue ngalamin pertama kali secara sadar "gempa bumi besar". Sewaktu itu gue sama guru tiarap diluar sekolah. Menyeramkan juga. Kelak waktu gue kuliah, topik "gempa" menjadi bahan tugas akhir gue buat sidang sarjana hehehe.

Gue menghabiskan masa sekolah dasar (6 tahun), tepatnya Madrasah Ibtidaiyah (MI), di MIN Drien Rampak, Meulaboh, Aceh Barat. Alhamdulillah, karena bapak punya perhatian besar terhadap islam, preferensi beliau selalu menyekolahkan gue ke sekolah2 yang berbasis islam. Thanks to Allah and my Father!

Eh..ngomong2 pada tahu kan dimana "Meulaboh" itu ? Sebagai info, meulaboh ini sempat melambung namanya secara internasional sewaktu kejadian tsunami besar 26 Desember 2004 di Aceh. Nah..sekarang pada tahu kan lokasinya ? hehehe

Di kota itulah gue bersama dua adik, menghabiskan masa2 kecil, dengan bermain dan berinteraksi dengan teman2 dari Aceh. Kami kan pendatang (dari Jawa) di kota ini. Namun sejak dari kecil, social skill sudah mulai terasah karena terbiasa hijrah ke tempat2 baru, sehingga alhamdulillah secara pergaulan gue selalu punya banyak teman dan menikmati persahabatan yang ada. Mungkin satu buku sendiri ya kalo gue nulis masa kecil di kota meulaboh ini hehehe. Hm...mungkin yg paling bakal diingat dalam sejarah hidup gue, bahwa di sekolah MIN inilah...calon isteri gue juga bersekolah, tepatnya dia adalah adik kelas gue :-) Dan entah mengapa dengan dialah gue berjodoh dan memiliki anak 3 sampai sekarang. Hanya Allah yg Maha Tahu. Subhanallah ...

Selepas pengumuman ujian akhir, gue diarahkan bapak agar melanjutkan sekolah ke jawa saja. Tepatnya ke pesantren. Nah...siap2 merantau lagi nih gue, walau sebenarnya rada aneh juga..wong gue emang aslinya orang jawa..masak mondok ke jawa dibilang merantau hehehe. Menurut gue sih masih dlm kontek merantau, soalnya gue bakal berjauhaaannnn banget sama bapak dan ibu serta adik2 (bayangin aja kota meulaboh di ujung barat indonesia dengan kota muntilah di jawa tengah). Wah...tega nih bapak, hehehe.

Kenapa kok dapat di muntilan ? Takdir juga dari Allah, rupanya pengeluaran ijazah MIN di aceh gak bersamaan dengan di jawa. Jadi gue ditolak masuk di pesantren Gontor (Jawa Timur) dan As-Salam (Solo). Padahal dua pesantren ini sangat beken di jagat per-pesantren-an hehehe. Yah..terima aja deh.
Nah..sempat juga sih sowan ke pondok pabelan, tetanggaan ama muntilan, dan pondoknya lebih top. Tapi, concern dari bapak waktu itu...pondok pabelan gak ada ijazah sekolah umumnya nanti, jadi kalo mo lanjut ke sekolah umum bakal sulit/tdk mungkin. Alhamdulillah, di pesantren Al-Iman, muntilan inilah gue diterima jadi "santri" (gitu loh). Hehehe..sebuah title yg sangat membanggakan gue dan bapak !

Cuman 3 tahun gue mondok disini di tingkat Madrasah Tsnawiyah (MTs), walau sebetulnya programnya adalah 7 tahun supaya lebih mumpuni jadi santri yg siap mengabdi pada masyarakat dan agama. Namun lagi2...takdir Allah juga, sekaligus jadi turning point gue waktu itu...memutuskan untuk melanjutkan studi ke bidang ilmu2 umum. Tepatnya gue melanjutkan ke SMA Muhammadiyah 2 di Yogyakarta. Nah tuh ... merantau lagi kan? hehehe...walau yogya ke muntilah 27 km, kan tetap aja jauhan sama ortu...ya merantau lagi lah hehehe.

Sebuah kebanggaan juga bisa sekolah di kota yogyakarta, kota yang terkenal dgn sebutan "kota pelajar". Benar juga sih menurut gue, soalnya dimana-mana banyak kos2an pelajar/mahasiswa hehehe.
Jujur aja, yogya waktu gue SMA, kotanya enak sekali ditinggali. Kota yg santai, nyaman dan penuh cita rasa seni. Orang2nya ramah tamah, apalagi jaman itu (masa presiden Soeharto) adalah jaman "Visit Indonesia Year", jadi banyak juga bule2 sowan ke yogya, sehingga keramahtamahan yogya cukup diandalkan untuk menggaet lebih banyak turis ke kota gudeg ini.

Gue tinggal di kota yogya selama 4 tahun. Loh..kok bisa 4 thn, bukannya SMA kan 3 thn doank? Wah...bram tinggal kelas ya hehehe. Soalnya setahun lagi gue sempat kuliah di UGM, dapat hadiah PMDK (penelusuran minat dan kemampuan), masuk jurusan Elektronika dan Instrumentasi (ELIN). Cuman sayangnya waktu tahun gue masuk, tiba2 aja jurusan ini dibubarkan dan para mahasiswa yang kadung udah masuk kesini, digabungkan dengan jurusan Fisika. Lagi2 takdir Allah juga ya... kemudian kasus ini jadi trigger gue untuk hijrah lagi, hehehe.

Ya...akhirnya gue merantau lagi. Tepatnya ke kota bandung, jawa barat. Alhamdulillah gue diterima di jurusan teknik sipil ITB pada tahun 1996. Loh..dari jurusan ELIN kok malah ke Sipil ? kan gak nyambung ... hehehe. Apa mau dikata, pilihan pertama gue di Teknik Elektro ITB gak tembus, diterima di Sipil. Yah..diterima aja, malah dengan rasa syukur yang tinggi, soalnya kalo gak diterima sama sekali...takdir hidup gue mungkin lain lagi ceritanya :-)

Nah merantau lagi kan gue? Dari kota yogyakarta ke kota bandung. Kota parahyangan, kota yg jauh lebih sejuk dari yogya, kota pelajar juga dan kota yg bakal gue tinggalin sampai gue jadi sarjana.
Alhamdulillah karena udah terbiasa gonta ganti tempat tinggal, gue lancar2 aja beradaptasi dengan kota bandung. Gue menikmati sekali suasana tinggal disini, bahkan saking pengen coba2, selama 4.5 thn gue pindah2 kos 4 kali ada kali ya hehehe. Ini mah benar2 nomaden hahaha. Kos yg pertama di taman sari, lalu pindah ke sedang serang. Kemudian pindah lagi ke jalan sumur. Dan terakhir sebelum wisudaan, ngekos di jalan cisitu (tempat Haji Ibrahim). Dari perpindahan kos2an ini aja, gue banyak belajar mengenai karakter orang dan juga pertemanan di masing2 kos2an hehehe.

Pokoknya, merantau itu keren deh. Disambung ya nanti ke bagian 2.

Salam,
Bram







Hobi Mengajar

Hi all,

Sejak di pesantren dulu, gue udah mulai terbiasa dengan "belajar dan mengajar".
Oh iya...walau profesi gue seperti ini, gini-gini pernah mondok dipesantren lho hehehe. Cek deh websitenya : http://pondokaliman.blogspot.com/

Menurut opini gue, konsep belajar dan mengajar itu bagus banget lho. Ada hadis yang sangat populer waktu itu, bunyinya : khairukum man ta'allamal qur'aana wa'allamahu (sebaik-baik kamu sekalian adalah yang "belajar" alquran dan "mengajarkan"nya). Jadi, Nabi SAW memang sudah mengajarkannya pada kita semua.
Sederhananya, kesempurnaan konsep ini karena adanya proses dua arah; dari menggali ilmu hingga mengamalkan/mengajarkannya sehingga ilmu itu menyebar dan mengekal pada diri pengajar. Menarik bukan ?

Gue sempat belajar "mengajar" di pondok ini, waktu ada program pesantren kilat. Biasanya waktunya itu pas liburan panjang anak2 sekolahan. Gue korbanin libur balik kampung dengan belajar "mengajar" santri2 pesantren kilat yang berasal dari sekolah2 umum. Kalo gak salah gue waktu itu ditugasin mengajar "hafalan bacaan shalat" deh. Dari sini gue mulai tau...gimana seni mengajar agar para siswa itu senang dan paham terhadap subyek yang diajarkan. Sangat menarik deh pengalaman waktu itu !

Selepas dari pesantren (cuman tiga tahun; 1989 - 1992), gue diterima di SMA Muhammadiyah 2 di yogya.
Disini gue juga masih senang belajar dan mengajar. Teman2 gue di SMA sering belajar bareng di rumah. Puncaknya sewaktu menjelang UMPTN, kita sempat punya grup belajar sendiri dengan konsep belajar dan mengajar. Dari 5 member grup belajar ini, mereka pada diterima di IPB, ITB, UII dan STTNAS Yogya. Setahu gue semuanya sudah sukses deh, alhamdulillah.

Waktu kuliah di teknik sipil ITB, tepatnya waktu tingkat 4 (thn ajaran 1999/2000), gue jadi asisten dosen untuk mata kuliah :
1) SI-201 : Statika
2) SI-202 : Mekanika Bahan
3) SI-311 : Analisis Struktur 1
4) SI-312 : Analisis Struktur 2
5) SI-222 : Pengetahuan Struktur (khusus mata kuliah ini gue jadi asdos di jurusan Teknik Lingkungan ITB)
Hehehe...menarik bukan? belajar dan juga mengajar melalui profesi asisten dosen. Alhamdulillah, banyak bagian dari mata kuliah diatas yg gue kurang paham...tiba2 menjadi tercerahkan sewaktu mengajar. Perfect !

Sewaktu bekerja di Batam, alhamdulillah juga berkesempatan mengajar. Kali ini malah lebih serius alias beneran, yaitu jadi dosen di Universitas Internasional Batam (UIB), http://www.uib.ac.id.
Sempat 2 semester mengajar yaitu :
1) Semester Ganjil Thn 2004/2005 :
- Komputer Teknik Konstruksi 1
- Struktur Beton Prategang
2) Semester Genap Thn 2004/2005 :
- Komputer Teknik Konstruksi 2
- Dinamika Struktur
Menariknya waktu di UIB, kurikulumnya gue develop sendiri. Bahkan khusus komputer teknik konstruksi, gue ngenalin konsep kuliah aplikasi software analisis struktur dibandingkan dengan cara hitungan manual/teoretis. Jadi para mahasiswanya, gue minta mastiin bahwa output komputernya sama dengan/mendekati dengan kalo kita menghitung secara manual berdasarkan teori2mekanika teknik dan struktur baja/beton. Waktu itu, mata kuliah komputer teknik konstruksi 1, gue perkenalkan software SAP2000. Sementara di mata kuliah komputer teknik konstruksi 2, software STAADPro yang diperkenalkan. Jadi, diharapkan mahasiswa2 UIB siap bekerja dengan dua software teknik struktur yang sangat dikenal dikalangan industri, gak hanya tau cara memakainya tapi juga menverifikasi hasilnya. Menarik bukan ??

Cita2 gue someday, tetap ingin mengajar/jadi dosen. Sharing seluruh pengalaman yg pernah diraih agar generasi penerus mendapatkan pengalaman teoretis dan aplikatif.

Mohon doanya pembaca, semoga gue berkesempatan bisa sekolah S2 dan S3 sehingga bisa sempurna menjalankan konsep "belajar dan mengajar" yang gue obsesikan dari dulu kala.

Salam,
Bram